Penilai Yang Tidak Bisa Menilai.
Memberikan penilaian merupakan hal yang mudah, tetapi memberikan penilaian secara obyektif hanya bisa dilakukan oleh orang yang memiliki kecerdasan pikiran (otak) dan emosi.
Untuk membuat penilaian yang bagus dan obyektif, kita perlu merumuskan beberapa variabel terlebih dulu. Semakin banyak variabel yang dinilai, semakin bagus penilaian. Namun, perlu pemikiran yang teliti dan waktu yang tidak sedikit.
Penilaian akan lebih mudah dilakukan apabila variabel yang digunakan bersifat kuantitatif (angka). Sedangkan penilaian dgn variabel kualitatif sangat mengedepankan kemampuan dari si penilai itu sendiri.
Jadi, apabila kita pernah merasa didholimi karena penilaian terhadap diri kita yang kurang pas, maka silahkan perhatikan Sang Penilai. Mungkin kemampuannya dalam menilai sesuatu 'hanya segitu', sebab Tuhan tidak menganugrahi semua manusia dengan kemampuan otak dan hati yang baik. Semoga bisa menjadi pencerah bagi kita semua. Amien
Ini yang dinilai lomba apa mas? kalo lombanya balap karung duh ga ikutan deh...secara tubuh lagi melar melarnya mo balap karung lum berani nunggu tujuh belasan aja ya mas....
ReplyDeletehahaha... kok balap karung sih?hiii kaya agustusan ajah
ReplyDeleteSip deh. Ini membuat saya mesti lebih berhati-hati lagi dalam mengkritik lewat tulisan.
ReplyDeletenah menjadi penilai itu memang ga mudah bang. saya pernah disuruh jadi tim penilai utk lomba tari. dan saya pusing menilainya :D
ReplyDeleteHidup ini hanyalah sebuah Persepsi saja...., ada 100 kepala, yah ada 100 persepsi, sementara persepsi tergantng dari input yang masuk kedalam otak kita, mungkin ini yang bisa membuat kita untuk lebih mengerti orang lain.
ReplyDeleteHati-hati dengan hati karena disana ada perasaan, mencoba mengerti orang lain dari pada kita ingin dimengerti, itu sepertinya lebih baik.
salam silaturahim sahabat ....
Nilai D saya ada 2!
ReplyDeletehuhuhu..
*yak,saya curcol*
saya sih cuek-cuek aja dinilai kayak apa...
ReplyDeletekarena sama sekali bukan pencerahan ya kan?
Paling penak maneh tukang maido mas...
ReplyDeleteMENILAI KALAU SUDAH ADA STANDARNYA ENAK CENDERUNG OBYEKTIF TAPI KALAU TIDAK ADA STANDAR BAKUNYA YA RELATIF SUBYEKTIF MAS
ReplyDeleteada baiknya jika kita hendak menilai sesuatu, sebaiknya kita harus bisa menilai diri sendiri dulu...
ReplyDeletepenilaian yg diberikan seseorang kepada kita, itu sebuah penghormatan lho, karena mereka masih memberikan perhatiannya kepada kita, baik buruknya nilai tersebut, anggap saja sebagai kritikan membangun untuk kita...
always positife thinking.....
Stop Dreaming Start Action
aq paling ga suka dinilai..
ReplyDeletetapi dalam hati suka alhamdulillah ..ternyata sudah ada yg mengingatkan.
kudu sing netral pokok e, salam kenal
ReplyDeleteduh jadi engga berani klao dipilih jadi penilai
ReplyDeletesementara saya saya sendiri belom bisa menilai diri sendiri
memang bukan hal yang mudah utk menjadi oenilai yang benar2 100% objektif, mas pencerah. selain menggunakan variabel2 tertentu, menilai sesuatu juga perlu dg hati dan perasaan.
ReplyDeleteyang enak lagi jadi tim oposisi ;)
ReplyDeleteMenjadi penilai memang tidak mudah, salah-salah bikin siswa kecewa. Terima kasih pencerahannya.
ReplyDeletebisa jadi instropeksi diri
ReplyDeletepenilaian yg subyektif memang relatif ya bro
ReplyDeletekan kita juga manusia biasa
ReplyDeletepasti kadang kala ada kesalahan dalam penilaian
ya nggak??
hehehehe
penilaian dilihat dari sudut apa dulu sob. Masing2 orang punya standarisasi sendiri2 dalam menilai sesuatu. :D
ReplyDeletecoba sobat nilai saya, "ganteng ga?" *narsis kumat*