Filosofi
Wortel, telur dan kopi
Wortel, telur dan kopi merupakan benda yang tidak asing bagi telinga kita. Wortel merupakan salah satu jenis sayur yang banyak mengndung vitamin A, telur banyak mengandung protein dan kopi yang merupakan kegemaran Mbah Surip banyak mengandung kafein. Wortel, telur dan kopi ternyata mengandung filosofi yang sangat dalam. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
Teman-teman tentu tahu kondisi apa yang akan terjadi apabila Wortel, telur dan kopi direbus ke dalam sebuah air mendidih.
Wortel yang tadinya keras, setelah direbus ke dalam air yang mendidih akan menjadi lunak.
Telur yang pada awalnya lunak, setelah direbus dalam air akan menjadi keras.
Kopi yang awalnya berupa benda padat berbentuk bubuk, setelah direbus dalam air mendidih akan hilang tetapi airnya berubah warna seperti kopi, dan memiliki rasa dan aroma seperti kopi pula.
Air tidak bisa mengubah bubuk kopi, justru bubuk kopi yang bisa mengubah air. Semakin panas airnya, semakin mantaff aroma kopinya.
Apabila kita bayangkan air yang mendidih adalah suatu persoalan kehidupan...
Kita bisa seperti wortel:
Pada awalnya kita orang yang kuat dan tegar, akan tetapi setelah diuji dengan suatu permasalahan hidup kita menjadi lembek, lunak dan lemah. Tidak ada semangat lagi untuk mengarungi kehidupan
Kita bisa seperti telur:
Pada awalnya kita seorang yang lembut dan peka terhadap lingkungan sekitar. Akan tetapi, setelah mendapatkan persoalan hidup, kita berubah menjadi seseorang yang keras dan tanpa perasaan. Hati kita menjadi beku.
Kita bisa seperti bubuk kopi:
Persoalan dan permasalahan hidup tidak akan mampu mengubah diri kita, justru kita yang mampu merubah masalah kehidupan menjadi bukan masalah. Semakin banyak dan besar masalah yang kita hadapi, kita akan semakin tegar dan semakin dewasa. Kita mampu membuat hidup kita menjadi indah dari kesukaran yang kita hadapi.
Silahkan bertanya kepada Kata Hati teman-teman semua, apakah kita ingin seperti Wortel, telur ataukah bubuk kopi?
(ide cerita dari modul pelatihan PNPM MP)
PERTAMAXX.....
ReplyDeletekalau saya memilih kopi aja kayaknya bagus tuch folisofinya,... walaupun warnanya hitam
ReplyDeletekalo diriku tetep milih soewoeng aja deh soewoeng sesoewoeng soewoengnya
ReplyDeleteFilosofi kopi sangat bagus ya. Dengan ujian hidup justru mampu memberi aroma pada sekelilingnya
ReplyDeletekalo pilih kopi .. agk jadi tambah item gak ya ... xixixixi ...
ReplyDeletefilosofi kopi bagus keknya ;)
apiiiikkk tenaaaaannn iki...
ReplyDeletekayaknya sama2 penggemar kopi nich...
ReplyDeletefilosofi yang mantap juga...
ReplyDeletega pernah kepikiran saya juga nih
semula kirain mao dijadiin bwt bahan makanan mas
ReplyDeleteternyata...
boleh..boleh juga
inspiratif sangad
yang pasti saya punya wortel dan telur!
ReplyDeleteKopi? Ah, udah hitam, pahit lagi!
Tentunya saya ingin seperti bubuk kopi.
ReplyDeleteDan bener banget, segala yang kita alami sebenarnya bertujuan untuk menempa dan mendewasakan kepribadian kita.
Salah satu ciri orang yang dewasa ialah mereka yang bijak, lembut, dan peka mata hatinya.
waw mantap pencerahannya, mempunyai arti yang tinggi, makasih pencerahannya sabhabat.
ReplyDeletewah, mantab benar filosofinya, mas pencerah, kalau bisa sih jadi seperti bubuk kopi, tapi repotnya suka diaduk-aduk pakai sendok sama para pencandu kopi. sakit juga, kan?
ReplyDeleteselain philosopinya bagus..kopi juga enak he3
ReplyDeleteSaya lebih suka gula melambangkan keikhlasan. Bayangkan saja. Kopi+Air+Gula = Wedang Kopi. Jeruk+Es+Gula = Es Jeruk. Teh+Air+Gula = Wedang Teh.....
ReplyDeleteGula nggak pernah disebut meski jelas merubah rasa. Meski begitu gula nggak pernah protes kok... :D
filosofi kopi?
ReplyDeletekoyo bukune Dewi Lestari..
*ora promosi lho*
Filosopi yg menakjubkan ..
ReplyDeleteSalam :)
wouw...nice post mas
ReplyDeleteaku mau jd 'bubuk kopi' aja yg ttp tegar menghadapi setiap persoalan hidup, menguraikannya shg hidup ini indah utk dinikmati. :D
jadi mana ja dech asal bisa selamat dunia akhirat
ReplyDeletekalo gitu jadi kpi aja dech,,eenak tuh bs ngilangin ngantukk hehee
ReplyDeletejada apa aja dech yang penting halal ^_^
ReplyDeleteaku pernah dengar hal tersebut dari guru pembina konseling di sekolahku..
ReplyDeleteemang sukar kalau disuruh milih...
tak ada satupunorang yang mau kalau disuruh milikh salah satu..
hidup itu balance...
hehehehehe
salam kenal ja kak..
tuker link sekalian kalau mau...
kalau saya lagi kepengin minum kopi ditemani sebutir telur mas
ReplyDeletewortel yang dipadu dengan telor disajikan bersama kopi disajikan hangat2...
ReplyDeletewahhahahaha
aku wes tau diajari ngene malah karo bank dunia je mas... kekeke
ReplyDeletedari ketiga poin tersebut saya paling suka telur, telur kecuali kopi. tapi kalao filosifinya kek gini semua pasti bakal ingin menjadi kopi.
ReplyDeleteKemarin Google melakukan update Page Rank, http://upex.blogspot.com/ naik ke peringkat 2. Makasih utk dukungannya sob...
ReplyDeleteTp, koq link ku ga ada di blog km ya sob???
Link km masih ak pasang di "TEMAN UPEX" lho...
Tlg di cek lg...
Makasih...
Wortel suka, telur kagak (suka timbul jerawat) hihihi
ReplyDeletemaunya sih bisa seperti kopi, tapi itu sulit ..
ReplyDeletesulit sekali bahkan ..
Cara Membuat Website
Lha untunglah aku seperti bubuk kopi luwak
ReplyDelete:)
jadi kopi dong... ada tambahan mas. kopi ketika dikumpulkan dengan barang busuk, kopi mampu menghilangkan aroma tidak sedapnya. mantab khan.
ReplyDeleteMakasih sob...
ReplyDeletekalo yang pernah saya denger, wortelnya tu, diganti ama kentang, kan ampir sama aja ya ? he he he
ReplyDeletesudah merasakan semuanya. kalau bisa kita semua bisa mengalami ke 3 hal diatas biar kita kedepannya bisa lebih bijaksana lagi dalam menghadapi suatu permasalahan.
ReplyDeleteTELUR DAN KOPI MAKANAN DAN MINUMAN FAVORIT SAYA MAS
ReplyDeletesemoga aku bisa selayaknya kopi :)
ReplyDeletepengennya sih jadi kopi, tapi ngga tau kenapa belakangan malah jadi wortel.. :'(
ReplyDeletemau dong jadi kopi...
ReplyDeleteboleh jd kopi asal dikasih susu... :D
ReplyDeletekopi emaank kesukaan gw... tiada hari tanpa ngopi..
ReplyDeleteaku lah sang bubuk kopi itu , folosofinya lebih bagus diantara ketiganya
ReplyDeletetapi ada komentator yang ngeselin sambil spam kurang ajar
@shinta : setuju dah ama dirimu
ReplyDeleteabang pencerah ini filosoft apa PNS sih >?
nice info
ReplyDeletefilosofinya bagus membuat kita lebih bisa intropeksi diri
ReplyDelete