Lebaran dan Pengorbanan Sosial
Lebaran yang sebenarnya adalah hari kemenangan merupakan saat-saat yang paling ditunggu oleh banyak orang. Disatu sisi, lebaran merupakan saat yang menyenangkan, namun disisi lainnya adalah saat bagi sebagian orang melakukan pengorbanan sosial.
Tercatat ada 2 pengorbanan sosial yang membuat Kata Hati saya tersentuh. Pengorbanan pertama adalah kerelaan dari sebagian saudara kita untuk meninggalkan jiwa kemanusiaannya demi uang beberapa puluh ribu rupiah. Demi mendapatkan zakat atau sedekah mereka rela berdesak-desakan, saling dorong dan saling injak. Dengan status kemiskinannya mereka meninggalkan sifat kemanusiaan yaitu berlaku tertib, peduli sesama, saling mengalah dan tepo seliro.
Pengorbanan kedua dilakukan oleh para pemudik. Mereka rela mengorbankan diri sebagai warga negara yang seharusnya mendapat pelayanan yang bagus dari pemerintah. Bukan berarti dalam hal ini pemerintah tidak melayani warganya, tapi kadangkala warga masyarakat yang tidak mau dilayani oleh negara.
Semoga saudara-saudara kita mendapatkan pencerahan untuk mengembalikan dirinya menjadi manusia sejati. Hidup layak sebagaimana manusia yang memiliki kebudayaan dan perikehidupan tanpa ada yang mengorbankan dan dikorbankan.
(klaten-210909)
pertama dulu
ReplyDeleteuntuk kasus pembagian sedekah yang hingga berdesak-desakan. Saya lebih setuju jika para orang kaya yang mau bersedekah itu menyalurkannya melalui badan2 yang tersedia semisal BAZIS. Kecuali kalau memang dalam niatnya telah terbesit riya' (pamer)
ReplyDelete@alamendah: sepakat. Bisa juga lewat amil di tiap2 masjid dan mushola. Insya 4jji lebih aman dan mengena
ReplyDeletekalau rasulullah dulu mengantarkan sendiri ke rumah para penerima zakat. klo di indonesia, para kaum fakir miskin dihinakan dengan disuruh datang berbondong-bondong ke suatu tempat :(
ReplyDelete@sibaho: begitulah kenyataannya saat ini
ReplyDeletemohon maaf lahir batin mas atas segala kesalahan
ReplyDeletePrihatin juga dengan fenomena tersebut
ReplyDeleteIya nih,jaman sekarang, kalo bicara mudik,cukup prihatin karena kemacetan di mana mana, mungkin masa mendatang ada dispensasi libur yg diatur sehingga kepadatan arus mudik lebih terkendali
ReplyDeletegimana nggak macet wong liburnya aja dimepetke...
ReplyDeleteKapan ya, Pemerintah mampu melayani warganya dalam hal layanan publik?
ReplyDeletePemerintah asyik melayani dirinya sendiri + keluarganya
@achmad sholeh: sama2 pak
ReplyDelete@tukang game: mulai dari diri sendiri, dari hal2 kecil
@mrphsyco: setubuh dab
@suryaden: anda benar kang
@marsudiyanto: kapan2 Pakdhe
selamat lebaran
ReplyDeleteminal aidni wal faidzin, mohon maaf lahir dan bathin
ReplyDeletenice posting..
ReplyDeleteBener juga ya. Yang satu karena sifat serakah dan tidak sabaran. Yang satu lagi gak suka diatur. Kemanusiaan pun jadi barang langka.
ReplyDeleteyang lebih tragis lagi, kematian akibat kecelakaan lalu lintas cukup tinggi... disetiap berita pasti ada saja yang memberitakan tentang kecelakaan lalin ini...benar2 mudik kampung sebuah pengorbanan!!
ReplyDelete