Dilihat, Diraba , Disayang

Dilihat, Diraba , Disayang

Pertama kali melihatmu, hati ini sungguh bergetar. Pandanganku serasa berkunang-kunang serta membuatku merasa sulit untuk berpaling darimu. Setiap kali lewat di jalan itu, pandanganku selalu tertuju padamu yang seolah-olah tersenyum mengundang diriku untuk mendekat. Meskipun berada diantara kawan-kawanmu yang cantik nan rupawan dirimu serasa beda. Lama-kelamaan diri ini tak kuasa untuk sekedar mendekat dan melihatmu sang rupawan.

Semakin aku mendekat ternyata pesonamu membuatku semakin terpana. Telapak tanganku segera terulur untuk sekedar membelai kulitmu yang memang halus bak sutra. Ku pandang dirimu dengan tatapan yang menggebu untuk sekedar mengajakmu keluar menelusuri jalan yang berkelok-kelok menuju singgasana abadi. Tapi apa daya, aku hanya bisa memandang dan sedikit meraba tubuhmu saja hingga waktu harus menuntunku pergi. Dan dalam hatiku aku berjanji bahwa kepergianku hanya tuk sementara. Aku akan segera datang lagi untuk menjemputmu.

Beberapa hari kemudian setelah melalui pergulatan batin yang panjang akhirnya kuberanikan diri untuk mencoba mengikatmu. Setelah melalui ahad yang sah akhirnya aku bisa memiliki dan membawamu menuju istanaku yang sederhana. Kini aku bisa menyayangimu dengan sepenuh hatiku, membelaimu tiap pagi dari kepala, tubuh sampai kaki-kakimu yang betul-betul harus dijaga. Dan aku juga rela apabila tiap hari harus memberikan pemanasan kepada sebelum diriku menaikimu dan kita berpacu dalam waktu menikmati keindahan dunia. Semoga dirimu selalu setia menemani dalam menempuh perjalanan hidupku memberikan pencerahan kepada semua makhluk yang ada wahai motorku tersayang.