Kota Masa Depan

Kota Masa Depan

Ini cerita bukan lagi mengisahkan tentang Paijo yang super kritis atau curahan dari kata hati ingsun, tapi saya berharap tetap bisa jadi pencerah bagi kita semua.
Teman lama saya, Mogol yang lama gak nongol, tiba-tiba menyapa di milis melalui tulisan yang entah sumbernya dari mana. Isinya adalah sebagai berikut:

Bermula dari Jabotabek, eh sekarang Jabodetabek. Muncul pula Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya , Sidoarjo, Lamongan), Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen), Pawonsari Bakulrejo (Pacitan Wonogiri Wonosari, Bantul, Kulon Progo, Purworejo), atau Joglosemar (Jogja Solo Semarang).

Beruntung tidak ada yang membalik urutannya menjadi Semarang Solo Yogya, disingkat menjadi Semar Loyo. Mungkin di masa mendatang akan muncul juga Dibalang Sendal (Purwodadi, Batang, Pemalang, Semarang , Kendal), atau Kasur Bosok (Karanganyar, Sukoharjo, Boyolali, Solo, Klaten). Asal jangan Susu Mbokde ( Surakarta , Sukoharjo, Mboyolali, Kartasura, Delanggu) atau Tanteku Montok (Panjatan, Tegalan, Kulwaru, Temon, Toyan, Kokap) saja.

Saya yang sudah hampir 8 tahun bergelut di ajang persingkatan kota dan daerah tentu saja gemas, karena baru dengar singkatan yang nganyelke dan nggemeske seperti itu.
Bagaimana dengan panjenengan ?