Pelajaran dari Desa
Mohon maaf kepada teman-teman semua karena selama beberapa hari ini rumahku tidak pernah dibersihkan. Dan saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman blogger yang telah meluangkan waktu untuk sekedar mampir dan nongkrong di rumah saya ini, meskipun tanpa tuan rumah, apalagi air minum dan nyamikan ala kadarnya. Yach, beginilah nasib menjadi seorang pesuruh yang selalu dijejali dengan deadline dan dinamika pekerjaan yang betul-betul menjadi tantangan untuk di taklukkan.
Tapi alhamdulillah ada hikmahnya. Tiap hari berkeliling dari satu desa ke desa lainnya melihat pelajaran dan pencerahan yang beraneka rupa dari tukang warung, tukang perahu yang selalu menyebrangkanku, serta masyarakat lainnya dari masyarakat pinggiran sampai masyarakat tengahan. Dan kalau dikalkulasikan pelajaran yang dapat diambil lebih banyak apabila didapat dari bangku sekolah atau kuliah
Dari tukang warung yang biasa aku datangi, senyum salam sapa yang dibalut dengan keramahan yang tulus merupakan pelajaran pertama yang aku dapatkan tiap hari. Senyum selalu tersungging kepada setiap pengunjung warungnya siapapun orangnya, baik itu orang berpangkat maupun rakyat jelata. Kecakapannya dalam berinteraksi dengan pelanggannya membuatku sedikit demi sedikit mengerti bagaimana cara menghargai dan menyenangkan orang lain setiap saat dimanapun kita berada.
Kesabaran dari tukang perahu merupakan relitas kedua yang aku dapatkan. Tiap hari merelakan dirinya untuk memberikan pelayanan kepada pengguna perahu tanpa tahu perkembangan disekitarnya secara langsung. Dengan tekun dia bimbing semua orang yang akan naik dan turun dari perahunya, memberi pengertian untuk berbagi kepada orang lain agar semuanya dapat muat diperahu meskipun kadang tidak mendapatkan imbalan apapun.
Masih banyak lagi pelajaran dan pencerahan yang lain dari orang yang pendiam tapi akan menjadi "keras" apabila ditindas, orang yang pintar dan pandai tapi suka merugikan orang lain, orang jujur yang tawakal meskipun selalu diserang oleh orang-orang disekitarnya dan masih banyak lagi yang lain. Mungkin kalau disebutkan satu persatu tidak akan cukup menulisnya dalam satu hari satu malam.
Pencerahan kita kali ini adalah agar kita selalu menghargai orang lain, baik itu kawan, lawan, orang yang baik, buruk kaya, miskin, pejabat, penjabat dan lain sebagainya. Karena dari mereka semua kita dapat belajar untuk berbuat dan bersikap melalui contoh yang baik dan buruk.
Tapi alhamdulillah ada hikmahnya. Tiap hari berkeliling dari satu desa ke desa lainnya melihat pelajaran dan pencerahan yang beraneka rupa dari tukang warung, tukang perahu yang selalu menyebrangkanku, serta masyarakat lainnya dari masyarakat pinggiran sampai masyarakat tengahan. Dan kalau dikalkulasikan pelajaran yang dapat diambil lebih banyak apabila didapat dari bangku sekolah atau kuliah
Dari tukang warung yang biasa aku datangi, senyum salam sapa yang dibalut dengan keramahan yang tulus merupakan pelajaran pertama yang aku dapatkan tiap hari. Senyum selalu tersungging kepada setiap pengunjung warungnya siapapun orangnya, baik itu orang berpangkat maupun rakyat jelata. Kecakapannya dalam berinteraksi dengan pelanggannya membuatku sedikit demi sedikit mengerti bagaimana cara menghargai dan menyenangkan orang lain setiap saat dimanapun kita berada.
Kesabaran dari tukang perahu merupakan relitas kedua yang aku dapatkan. Tiap hari merelakan dirinya untuk memberikan pelayanan kepada pengguna perahu tanpa tahu perkembangan disekitarnya secara langsung. Dengan tekun dia bimbing semua orang yang akan naik dan turun dari perahunya, memberi pengertian untuk berbagi kepada orang lain agar semuanya dapat muat diperahu meskipun kadang tidak mendapatkan imbalan apapun.
Masih banyak lagi pelajaran dan pencerahan yang lain dari orang yang pendiam tapi akan menjadi "keras" apabila ditindas, orang yang pintar dan pandai tapi suka merugikan orang lain, orang jujur yang tawakal meskipun selalu diserang oleh orang-orang disekitarnya dan masih banyak lagi yang lain. Mungkin kalau disebutkan satu persatu tidak akan cukup menulisnya dalam satu hari satu malam.
Pencerahan kita kali ini adalah agar kita selalu menghargai orang lain, baik itu kawan, lawan, orang yang baik, buruk kaya, miskin, pejabat, penjabat dan lain sebagainya. Karena dari mereka semua kita dapat belajar untuk berbuat dan bersikap melalui contoh yang baik dan buruk.
gue juga baru balik kerumah, masya alloh kotor banget belum di beresin, eh rupanya tadi ada tamu, maap yahm gak disuguhin air, cuma ada sayur lodeh itu juga bekas kejatuhan handuk, eh belajar mah bisa dimana ajah.
ReplyDeleteiya.. memang harus menghargai semuanya, bagaimanapun juga dengan kebaikan dan menghargai nantinnya juga akan menuai kebaikan, memang jadi mengerikan ketika muncul buruk sangka di hati ...
ReplyDeleteah, mas pencerah lagi njajah desa milangkori-kah? wah, sudah dapat pencerahan. layak, tiap kali main2 ke sini, postingannya masih ttg flu babi, hehe ... saya tunggun pencerahan selanjutnya, loh, mas.
ReplyDeleteWahh..Bener2 sebuah Pencerahan yang mantaph punya neh Bro...oiya...selamat datang kembali kerumahnya..hehe
ReplyDeleteMasalah adalah guru yang paling baik
ReplyDeleteMaaf juga kalo saya baru bertandang kesini.. ga bawa apa2 juga, hanya meninggalkan jejak komentar ;)
ReplyDeletekunjungan malam sob
ReplyDeletedi manapun kita sebenarnya bs mendapat pencerhan. pencerahan datang dg berbagai jalan bukan?
ReplyDeletewalah, bulan ini saya malah baru sempet posting 1x kemarin..
ReplyDeleteseneng juga ya bisa keliling2 gitu..
*pengen*
ilmu padi juga pelajaran dari desa kan bos?
ReplyDeleteBanyak pelajaran yang bisa didapat dari desa ya...
ReplyDeletememang hebat tuh si cerah
ReplyDeletedari pada gelap
ntar jadi pengelapan dong
Intinya adalah saling bisa menghargai dan menghormati....
ReplyDeleteKuncinya mungkin Acceptance and Shares
ReplyDeleteApapun jika penerimaan kita tulus.. yang timbul adalah penghargaan dan rasa berbagi ..walopun hanya senyuman...
Ikhlas....
Saya lahir di sebuah desa
ReplyDeleteDan banyak belajar dari sana
Bagaimana kita mau diperlakukan...perlakukan itu dulu kepada orang lain.
ReplyDeleteSaling menghargai dan hargailah hidup
Itu hanya beberapa bukan? Masih banyak pencerahan yang lain yang bisa kita dapatkan di desa.
ReplyDeleteSalam
semakin cerah saja, cliiing... :P
ReplyDeletesaya datang guna menyambung silaturahmi, bukan pingin minum atau nyamikan, sangat senang bila rumahku juga dikunjungi. salam kenal
ReplyDeleteOrang desa suka nggame gak om?
ReplyDeletebener banget bro,menghargai orang lain dulu sebelum ingin dihargai..begitulah makna kehidupan
ReplyDeleteenak atuh kang kerjaannya jalan-jalan, muter-muter.
ReplyDeletelebih enak dari pada tiap hari disekap di dalam kantor.
jakan2 dapet bayar booss....
ReplyDeleteyah, saya juga telah membersihkan timpat tinggal lama saya karena terpaksa ;)
ReplyDeletesikap saling menghargai adalah perbuatan yang sangat baik, terlebih lagi ketika kita berkunjung di suatu terdapati logo "u comment i follow" terkadang membuat saia jengah dengan itu semua, bagaimana tidak, kita ingin di komentari tapi tidak mau mengomentari, apakah seorang blogger harus seperti itu? maaf jika ada yang tersinggung, karena beberapa kali ini saia melakukan riset, (apalagi mereka-mereka yang blognya uda terkenal) mereka akan mengomentari apabila postingannya dikomentari, jadi sampai sekarang saia males untuk berkomentar di blognya walaupun masih membacanya
ReplyDeletesemua profesi memang mempunyai peran masing-masing, yang apabila satu absen maka akan menjadi suatu ketimpangan dalam kehidupan
ReplyDeletehmm..cerita yang menarik dari pedesaan
ReplyDeletekadang sulit ditemukan di daerah perkotaan
terima kasih pencerahannya