Tempe Dele

 Tempe Dele

Bagi orang jadul apalagi yang berada di daerah pedesaan, sarapan berlauk tempe dele dan tahu merupakan suatu hal yang lumrah dan biasa. Justru menjadi luar biasa apabila di pagi hari lauk yang tersedia berupa ayam apalagi berbentuk fried chicken.

Saat ini, di jaman modern, yang menurut prediksi orang-orang pintar tempe dele dan tahu hanya menjadi makanan bagi masyarakat kelas dua, ternyata masih saja terhidang di meja makan sebagian besar manusia Indonesia. Tidak hanya di pedesaan, tapi perkotaan juga. Termasuk manusia yang mengaku modern dan suka instan, tempe dele dan konco-konconya pun masih menjadi hidangan favorit di meja makan rumah mereka.

Dan huru-hara ini bermula dari meroketnya harga minyak dele (kedelai) dunia. Sebagai salah satu negara dengan konsumsi tempe dele dan tahu terbesar di dunia, badai sistemik yang terjadi benar-benar membuat masyarakat bergejolak. Apalagi seiring dengan perkembangan jaman, tanaman kedelai yang dulu sempat menjadi idola petani saat musim kemarau berubah menjadi tanaman beton berbentuk rumah. Bahkan petaninya pun sudah berubah istilah menjadi buruh pabrik atau karyawan swasta

Semoga saja kenaikan popularitas (penyanyi) Adelle tidak berpengaruh terhadap kenaikan harga dele dan semoga para petani kita bisa menumbuhkan kembali kedelai-kedelai yang dulu sempat menjadi komoditas unggulan nenek moyang