Lemper
Kalau bicara masalah perlindungan terhadap sesuatu yang sudah, nyaris maupun dikhawatirkan punah, banyak sekali tokoh yang bisa dijadikan rujukan. Ada Kang Alamendah yang konsen melindungi flora dan fauna, Pak Sawali yang setia melestarikan sastra dan budaya, Pakdhe Marsudiyanto yang selalu setia menjaga kelucuan dan spontanitas, Om Andy sebagai penjaga anak-anak melalui IFK, Om Totok sang pelestari budaya dan etawa di Gunung Kelir, Kang Achoy sang penjaga cinta dan juga teman-teman yang lain. Dan pagi ini sesuai dengan kondisi perut yang sedang ndangdutan saia akan mencoba mengulas tentang makanan yang dikhawatirkan segera punah karena kalah dengan makanan-makanan modern.
Jaman saia masih kecil, setiap ada orang hajatan pasti makanan dari ketan yang diisi abon ini pasti terhidang di meja yang punya gawe. Dengan bentuk yang bulat agak besar dan panjang tentu saja akan menarik mata para tamu terutama ibu-ibu untuk segera menikmatinya. Lemper adalah salah satu jajanan tradisional yang menjadi favorit pada jamannya.
Jaman saia masih kecil, setiap ada orang hajatan pasti makanan dari ketan yang diisi abon ini pasti terhidang di meja yang punya gawe. Dengan bentuk yang bulat agak besar dan panjang tentu saja akan menarik mata para tamu terutama ibu-ibu untuk segera menikmatinya. Lemper adalah salah satu jajanan tradisional yang menjadi favorit pada jamannya.
Dan konon katanya apabila di suatu hajatan tidak ada makanan yang bernama lemper ini, hajatan akan terasa cemplang dan kurang greget. Dan entah mengapa isi yang terkandung di dalam lemper dari dulu sampai sekarang tidak mengalami perkembangan yang berarti, hanya berkutat pada abon atau daging kecil-kecil. Mungkin kalau di isi sayur takut dikira sanwich, diisi kentang dan ayam dikira arem-arem, diisi pisang dikira molen dan diisi pulsa dikira HP.
Ada yang tahu filosofi tentang lemper? kalau ada mbok saia diberitahu karena memang saya belum tahu heheheh.....
Ada yang tahu filosofi tentang lemper? kalau ada mbok saia diberitahu karena memang saya belum tahu heheheh.....
saya cuma doyan makannya hehe...
ReplyDeleteMakanan gw Kecil
ReplyDeleteNgomong2 soal lemper, saya sukanya memang yg isi abon.
ReplyDeleteTapi hampir semua lemper yg saya temui saat ini, rata2 isinya cacahan daging ayam dan saya berasa eneg
wah lemper kesukaan saya gan
ReplyDeletesampe sekarang di toko2 kue masih banyak lemmper :)
ReplyDeletetapi saya juga ga tau apa filosofi dibalik lemper :D
salam kenal :)
lempernya siapa yang panjang?
ReplyDeleteLemper bakar bener2 mak nyoooss
ReplyDeletekonon merupakan jarwo dhosok: "dialem merga wis memper". ini juga termasuk jajanan tradisional favorit saya, terutama yang pakai abon dan srondeng, hehe ....
ReplyDeletemampir ke blog sobat, sambil baca artikel yg bagus ^_^
ReplyDeletedoyan dikit .wkwkwk
ReplyDeleteMantaap..:)
ReplyDeletejangan lupa commen back ya bro..
Blogwalking..:)
wah saya gak tahu filosofinya
ReplyDeletetapi kalau gak salah denger2 lemper mengingatkan kita akan kubur di mana manusia juga ntar dibungkus kain kafan. Tapi gak tahu deh.
wah saya pujangga cinta? :D
kalo ada berkat pengajian pasti makanan yg saya cari pertama kali ya lemper ini. makanan favorit kedua setelah risol :D
ReplyDeletemakasih udah mampir ke blog saya mas/mbak, salam takzim :)
suka banget sama lemper ini.. :D
ReplyDeletemkanan kesukaan saya lemper
ReplyDeletesemua master di panggil.
ReplyDeletekl saya doyan tahu isi aja gan
kirain ditampilkan filosofinya.. ee mlah balik tanya..
ReplyDelete