Pulau Jawa Nyaris Tenggelam
[http://pencerah.blogspot.com] Alkisah, Pulau Jawa merupakan salah satu pulau dengan beban paling tinggi di dunia. Beban yang utama tentu saja adalah banyaknya jumlah penduduk yang selanjutnya akan menimbulkan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh penghuninya. Menurut pujangga-pujangga jaman dahulu, Pulau Jawa merupakan Pulau yang gemah ripah loh jinawi karena tanahnya yang sangat subur serta banyak mengandung sumberdaya alam lainnya. Tak heran jika pada saat itu mulai banyak orang yang tertarik untuk datang dan mendiami Pulau Jawa.
Seiring makin banyaknya penduduk yang mendiami, beban yang ditanggung oleh Pulau Jawa semakin berat. Apalagi yang mendiami Pulau Jawa adalah makhluk-makhluk unik yang berbeda dengan makhluk di belahan dunia yang lain. Kalau pada jaman dahulu orang jawa dikenal dengan kesabaran dan kemampuan survival tinggi (konon bangsa zahudi saja takut terhadap kemampuan tersebut) maka, saat ini mulai bergeser. Kesabaran orang-orang yang mendiami pulau ini mulai terkikis menjadi keserakahan yang semakin membudaya.
Maka tidaklah mengherankan jika besarnya beban tersebut membuat Pulau Jawa saat ini mengalami penurunan dalam pengertian yang sebenarnya. Penurunan permukaan tanah sebenarnya sudah terjadi bertahun-tahun, hanya saja orang yang menyadari baru segelintir saja. Orang-orang mulai terhenyak ketika ada sepenggal ruas jalan di ibukota yang ambles karena penurunan permukaan tanah. Padahal, peristiwa tersebut akan lebih kelihatan nyata kalau kita berjalan-jalan di sekitar pelabuhan besar seperti daerah Jakarta, semarang, Surabaya, dan tempat-tempat lainnya. Dan sebentar lagi penurunan permukaan tanah secara ekstrim akan terjadi di sekitar Sidoharjo seiring dengan adanya semburan lumpur panas yang terus bertahan sampai saat ini.
Sebagai manusia yang dikaruniai akal dan fikiran sadarkah kita kalau peristiwa tersebut disebabkan oleh kesalahan kita sendiri? Saya yakin, setidaknya mulai saat ini banyak masyarakat yang mulai tersadar. Akan tetapi sadar saja tidak cukup, karena kesadaran kita hanya kesadaran pasrah tanpa ingin mengimplementasikannya ke dalam perbuatan nyata.
Yang saat ini saya takutkan, beberapa saat lagi Pulau Jawa beserta isinya (termasuk saya) akan menjadi sejarah bagi beradaban bangsa di seluruh dunia yang diceritakan turun temurun seperti Benua Atlantis yang hilang karena tenggelam. Semoga ketakutan ini menjadi inspirasi bagi kita semua untuk menjaga dan memelihara lingkungan di sekitar kita masing-masing.